banyak gedung di jakarta yang tidak memiliki lantai empat. sebagai penggantinya mereka menamai lantai setelah 3 menjadi 3a. so weird-nya angka tertentu, ada pula yang alergi dengan angka 6. kondisinya sama dengan lantai 3a, mereka tak punya lantai 6. jadi habis lantai 5 terus 7 atau 5a. berlaku juga di angka 13. di tanah abang, tidak ada lantai 13. adanya lantai 12 terus 12a dan roof (atap). kios di lantai 3a adalah lantai paling sepi. berbeda dengan kios-kios di lantai b1, b2 sampai lantai 3 yang selalu penuh sesak oleh manusia penggila belanja.
well.. angka empat yang unik dapat ditemui di Jam Gadang Bukittinggi. Tidak ada hal yang aneh ketika melihat angka romawi I, II, dan III. Tetapi begitu sampai pada angka berikutnya, yakni angka empat, baru ketahuan ada sesuatu yang tampaknya menyimpang dari pakem. Mestinya, menulis angka romawi empat dengan simbol IV, tetapi yang terdapat di Jam Gadang, dibuat angka satu berjajar empat (IIII). Sedangkan urutan angka berikutnya tidak ada perbedaan dengan penulisan angka romawi, yakni V, VI, VII hingga XII. hmmm ..
aku pribadi tidak begitu menyakralkan angka, hari, tanggal, atau hal tertentu. cuma kebetulan suka warna merah marun dan emas, lebih suka memilih hari jumat untuk aqad nikah, suka pada angka 15 karena tanggal kelahiran, dan pastinya suka hari sabtu karena libur kerja :p
anyway, tatkala banyak orang menghindari angka empat, aku justru menemukan kebahagiaan (dan keberuntungan ?) dari angka ini. yups, tanpa sadar aku telah berulang kali bertemu muka dengan seseorang. baru pada pertemuan keempatlah kami berkenalan.
here is my story ..
satu
tempat : Gedung KPU Jl Veteran Smg
acara : Halal bihalal HMI Cabang Semarang
tanggal : tak ingat ..
posisi : aku panitia Halal Bihalal, dia dan teman-temanya, anak2 komi FISIP sebagai tamu undangan
dan selayaknya panitia, aku berha-ha hi-hi sana sini dengan ratusan undangan yang hadir. banyak orang yang datang, aku tak ingat semuanya. namun aku tak pernah lupa dengan kepingan kejadian : aku berkenalan dengan anak-anak komi FISIP yang sok betul gayanya, cengengesan gak jelas. namun aku coba tetap ramah *jaim mode on*
sayangnya aku tak menanyakan nama mereka (yups, seseorang yang kutemui saat itu berserta bala kurawa komi FISIP. pada masa selanjutnya satu dua dari mereka menjelma menjadi penghuni Keluarga Besar Kaliwiru). aku tak sempat ngobrol lebih lanjut, apalagi bertanya jurusan dan hobi. kata kunci saat itu adalah, aku mengenal sosok dia : berasal dari minang, hitam orangnya, flamboyan, g jelas, cengengesan, nyebelin, sok ganteng, sok tebar pesona ...
but, the days goes by .. dan kejadian ini menguap begitu saja di sel-sel kelabuku.
dua
tempat : Gedung DPRD Propinsi Jateng Jl Pahlawan Semarang
acara : seminar otonomi daerah, yang menyelenggarakan LSM-nya bang kaidin&bang taf
tanggal : tak ingat juga
posisi : aku jadi petugas buku tamu (selalu donk, eksis di segala suasana)
ceritanya ada 2 buku tamu, satu untuk umum dan mahasiswa satu untuk wakil dari pemkot/pemkab se-Jateng. nah, aku didaulat di meja kedua.
yang jadi kata kunci saat itu adalah kepingan kejadian ini : aku bertemu dengan Nita. Alifiani Leonita. who is, temen sekelas dia di Pem 2000. Nita registrasi di mejaku. ketika kutanya "nita datang sama siapa" Nita bilang datang bersama semua teman sekelasnya. ketika kami bahas kejadian ini bertahun-tahun kemudian, dia juga meng-iyakan bahwa dia ada di seminar itu : dia masuk ke ruang seminar bersama Nita, namun melakukan registrasi di meja seberang tempat Nita registrasi !
but the days goes by .. dan kejadian ini menguap begitu saja di sel-sel kelabuku.
tiga
tempat : ruang sidang FH Undip
tanggal : tidak ingat
acara : Sosialisasi Tap MPR oleh Hamdan Zulvan
aku datang bersama iis dan dea, pada jam yang sudah sangat terlambat dari undangan, namun karena Susi, anak BEM yang jadi penjaga pintu itu mengijinkan (that's what friends are for) maka aku berhasil masuk. tempat kosong saat itu cuma ada di kursi paling depan, pojok pula. dengan pd-nya aku memasuki ruangan tanpa dosa, berpisah dengan dea dan iis karena tempat duduk yang tersisa berjauhan. aku masuk bersamaan tatapan mata orang-orang yang memandang sebel, aku ingat betul itu. entah mengapa aku memilih kursi di pojok, padahal iis sudah menawariku duduk di dekatnya.
begitu aku duduk di kursi pojok itu, pas tatkala Hamdan Zulvan memulai ceramahnya. dengan agak gak enak hati aku bertanya pada dua laki-laki yang duduk di belakangku.
aku : mas, jam berapa ya sekarang ? *pengen tau mode on*
mas 1 : adddyyuuuhhh, g bawa jam tuuhhh.. *centil mode on*
aku : udah lama ya mulai-nya ? *masih pengen tau mode on*
mas 2 : ya, lumayan deh .. *agak serius mode on*
aku : mas dari fakultas mana sih ? *bete mode on*
mas 1 : fisiiiippppp... *makin centil mode on*
aku : cowok yang nggak sopan, nggak banget deh (dalam hati, refers to mas 1, tapi ngga bgitu merhatiin mas 2)
and the days goes by .. dan kejadian ini menguap begitu saja di sel-sel kelabuku .
empat
tempat : Gedung Amal Insani Yogyakarta
tanggal : 3 maret 2002
acara : LK II HMI Cabang Dagen Yogyakarta
posisi : aku dan dia sama-sama 'kontingen' dari HMI Cab Semarang
aku datang bersama dea di hari terakhir pendaftaran, itu pun sudah diwanti-wanti sama panitia untuk datang hanya berdua saja (karena peserta sudah membludak sampai 90an orang). plus dikit lobi-lobi dari mas kabul, ketum HMI Cab Smg waktu itu. aku dan dea yang unhistoris suasana politis di cabang itu asal masuk aja, tanpa tahu apa yang terjadi. karena banyaknya calon peserta, dan yang terbanyak dari SMG, kami terancam di'deportasi' dari LK II. akhirnya cabang Smg berkoordinasi internal. aku bertanya pada erina, pada siapa formulir pendaftaran calon peserta Smg ini musti kuserahkan. erina bilang, pada mas hendry. tanyaku lagi, yang mana orangnya ? erina menunjuk seorang cowok yang duduk di motor, tepat persis di belakangku.
sontak aku menoleh kepada 'mas hendry', the man constrained as our leader without his agreement..
anyway.. di dalam sebuah film, momentum itu biasa disajikan dalam gerak slow motion : angin berhembus dengan sangat lembut, memainkan ujung kain jilbabku. beberapa pucuk daun gugur ke jalanan yang lengang. diiringi The First Time Ever I Saw Your Face-nya Celine Dion. sementara kamera zoom in pada wajahku yang secara detil menangkap gerak mataku yang berkedip, menoleh pada obyek : 'mas hendry'. aih..aihh..aihh..
saat itulah aku merasa mendengar suara lembut, entah darimana asalnya, yang membunyikan nyanyian indah dalam sel-sel kelabuku. dan nyanyian indah itu menjelma menjadi genderang yang bertalu dan menderu biru di dalam dadaku, hari-hari selanjutnya ..
demikianlah ..
maka bagiku, empat sebagai angka justru membawaku pada .. a whole new world, a dazzling place i never knew. mungkin secara filosofis dan historis aneh. sounds so amazing, i think : bagaimana Tuhan telah mengatur banyak pertemuan, namun tak pernah nyata kami bertatap muka. justru di saat keempat kami bersua dan jatuh cinta. mungkin inilah yang disebut dengan takdir.
anyway, nyanyian indah itu masih saja bertalu, menderu biru dalam dadaku.
hingga hari ini.
tendean, empat desember 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar