pada suatu sore, sepulang kerja..
me:
pak, kok lama gak narik sore hari ? apa saya yang pulangnya kecepeten ya ?
ojek langganan :
enggak, kok bu. saya nyambi kerja kemaren kemaren.
me :
di mana ?
ojek langganan :
di percetakan bu. bikin spanduk kampanye.
me :
oo..lumayan donk pak
ojek langganan :
iya, bu. tambah2 dikit.
me :
banyak yg pesen bendera ?
ojek langganan :
lumayan bu, yang paleng banyak yg kuning. ama gambar kakbah. pdi malah sepi bu.
me :
* bingung* kuning golkar maksudnya ?
ojek langganan :
bukan, bu. gambarnya ayam.
me :
*nah, lo..makin bingung deh gw. emang ada partai gambar ayam ?*
ayam yg mana si ?
ojek langganan :
pokoknya gambar ayam bu, banyak pesen benderanya. bakalan rame ntar dia...
me :
*makin berkerut*
gerindra maksudnya..?
ojek langganan :
*makin keukeuh*
gak tau namanya bu, pokoknya gambar ayam !!!!!!!!
me :
o..gitu ya pak.
manggut-manggut, bingung, penasaran*
percakapan ini terjadi kira-kira bulan januari 2009.
dan .. saat berita ini diturunkan, minggu 17 mei 09 pukul 12.10, ternyata partai gerindra, yang disebutnya sbg partai gambar 'ayam' itu berhasil meraih suara 4,46 % versi KPU. percaya atau tidak, itu adalah hak asasi anda. konyol dan aneh itu hak asasi saya. he he
Minggu, 17 Mei 2009
life is never flat
Beberapa kejadian yang membuat aku berhenti sekian lama dan terhenyak, membuatku berpikir mungkin inilah saatnya. Ketika Engkau mengingatkanku dengan cara yang sedemikian hingga kami benar-benar menghentikan kaki ini melangkah, barang sejenak. Selama ini kami memang menyadari betapa langkah kaki kami yang demikian kencang berlari, dan terkadang aku tidak sadar dalam keberlarian kami ini, terkadang ada saat ketika kami tidak ingat padaMU.
-sudirman, end feb 09-
-sudirman, end feb 09-
apakah ?
Waktu yang dulu begitu fleksibel, kini terasa ngilu di ulu hati.
Tak lain dan tak bukan lantaran rutinitas harian yang menjebak kami dalam kehidupan kantor, di mana setiap orang musti tunduk pada aturan main yang telah ditetapkan.
Ada atasan di situ, yang menilai kinerja kita tiap tahun plus meminta ini itu sesuka suka hatinya dia, kapan pun dia mau.
Juga ada beberapa rekan yang tak bisa dibilang teman, merangkap sebagai mata-mata atasan. Tak jelas apa yang dipikirkan. Yang pasti dia penjilat nomor wahid di kantor.
Lalu tersisa beberapa teman yang senasib sepermaninan, kalo tak bisa dibilang seperjuangan-karena bagiku kerja (di sini) cuma menghabiskan waktu luang agar dapat uang untuk beli baju dan ke dokter kulit- , yang setia berbagi gosip dan berita up to date seputaran kantor.
Ditambah jalanan Jakarta yang padat bukan kepalang, kalau Fauzi Bowo tak mau dibilang bodoh lantaran bikin Mixed traffic di jalur busway.
Ditambah faktor cuaca yang unpredictable : udah ujan, becek gak ada ojeck..
Menghasilkan sungai-sungai kering di sepanjang jalanan Jakarta : berlubang sana sini, kerikil sana sini.
At the end, rumah mungil kami selalu sepi setiap sore.
Hanya dihuni cicak, nyamuk, dan semut-semut. Sedih bukan buatan.
Menjelag tengah malam kami pulang dengan oleh-oleh yang sama tiap harinya : lelah dan penat.
Rutinitas malam berlangsung sama : mandi, makan malam kalo masih lapar, isya bersama dan tidur.
Kata Peggy Melati Sukam : pussssiiiinggg .....
Apa musti begitu tinggal di Jakarta ?
-rumah petak, menjelang tengah malam, 120308, sedikit relevan sampe awal 2009-
Tak lain dan tak bukan lantaran rutinitas harian yang menjebak kami dalam kehidupan kantor, di mana setiap orang musti tunduk pada aturan main yang telah ditetapkan.
Ada atasan di situ, yang menilai kinerja kita tiap tahun plus meminta ini itu sesuka suka hatinya dia, kapan pun dia mau.
Juga ada beberapa rekan yang tak bisa dibilang teman, merangkap sebagai mata-mata atasan. Tak jelas apa yang dipikirkan. Yang pasti dia penjilat nomor wahid di kantor.
Lalu tersisa beberapa teman yang senasib sepermaninan, kalo tak bisa dibilang seperjuangan-karena bagiku kerja (di sini) cuma menghabiskan waktu luang agar dapat uang untuk beli baju dan ke dokter kulit- , yang setia berbagi gosip dan berita up to date seputaran kantor.
Ditambah jalanan Jakarta yang padat bukan kepalang, kalau Fauzi Bowo tak mau dibilang bodoh lantaran bikin Mixed traffic di jalur busway.
Ditambah faktor cuaca yang unpredictable : udah ujan, becek gak ada ojeck..
Menghasilkan sungai-sungai kering di sepanjang jalanan Jakarta : berlubang sana sini, kerikil sana sini.
At the end, rumah mungil kami selalu sepi setiap sore.
Hanya dihuni cicak, nyamuk, dan semut-semut. Sedih bukan buatan.
Menjelag tengah malam kami pulang dengan oleh-oleh yang sama tiap harinya : lelah dan penat.
Rutinitas malam berlangsung sama : mandi, makan malam kalo masih lapar, isya bersama dan tidur.
Kata Peggy Melati Sukam : pussssiiiinggg .....
Apa musti begitu tinggal di Jakarta ?
-rumah petak, menjelang tengah malam, 120308, sedikit relevan sampe awal 2009-
6 tahun berlalu
Ayanxku ...
Terimakasih atas masa yang indah selama 6 tahun ini
Terimakasih, atas kesabaran, pengertian ketulusan dan kesetiaan
Terimakasih atas cinta dan kasih sayang
Yang tak terkatakan
Rumah petak, 03.03.08
Sayangku,
Tidaklah sulit merasai cintamu
Cukup membayangkan
; bersarang di dadamu yang hangat
Terlindungi lenganmu yang kokoh
Dan tenggelam dalam kecupanmu yang dalam
Cukup membayangkan, setiap saat
Tidaklah sulit.
Rumah petak, 4.03.08
-istri yang lagi pengen dipeluk-
Terimakasih atas masa yang indah selama 6 tahun ini
Terimakasih, atas kesabaran, pengertian ketulusan dan kesetiaan
Terimakasih atas cinta dan kasih sayang
Yang tak terkatakan
Rumah petak, 03.03.08
Sayangku,
Tidaklah sulit merasai cintamu
Cukup membayangkan
; bersarang di dadamu yang hangat
Terlindungi lenganmu yang kokoh
Dan tenggelam dalam kecupanmu yang dalam
Cukup membayangkan, setiap saat
Tidaklah sulit.
Rumah petak, 4.03.08
-istri yang lagi pengen dipeluk-
saat terakhir
(dinyanyikan oleh ST 12)
Tak pernah terpikir olehku, tak sedikit pun ku bayangkan
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri
Begitu sulit kubayangkan, begitu sakit kurasakan
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri
Di bawah batu nisan ini aku sandarkan kasih sayang kamu begitu dalam
Sungguh ku tak sanggup ini terjadi, karna ku sangat cinta
Inilah saat terakhirku melihat kamu, jatuh airmataku menangis pilu
Hanya mampu ucapkan slamat jalan kasih ..
Satu jam saja ku telah bisa mencintai kamu di hatiku
Namun bagiku melupakanmu, butuh waktuku seumur hidupku.
(dedicated to my Laksamana Shah Akbar)
“ tak pernah terpikir oleh Manda, Abang akan pergi secepat ini, saat menggendongmu belum lagi khatam, saat menyusuimu belum lagi benar, saat memelukmu belum lagi puas “
Langganan:
Postingan (Atom)