Minggu, 17 Mei 2009

pilpres 2009, dari kacamata seorang tukang ojek

pada suatu sore, sepulang kerja..

me:
pak, kok lama gak narik sore hari ? apa saya yang pulangnya kecepeten ya ?
ojek langganan :
enggak, kok bu. saya nyambi kerja kemaren kemaren.
me :
di mana ?
ojek langganan :
di percetakan bu. bikin spanduk kampanye.
me :
oo..lumayan donk pak
ojek langganan :
iya, bu. tambah2 dikit.
me :
banyak yg pesen bendera ?
ojek langganan :
lumayan bu, yang paleng banyak yg kuning. ama gambar kakbah. pdi malah sepi bu.
me :
* bingung* kuning golkar maksudnya ?
ojek langganan :
bukan, bu. gambarnya ayam.
me :
*nah, lo..makin bingung deh gw. emang ada partai gambar ayam ?*
ayam yg mana si ?
ojek langganan :
pokoknya gambar ayam bu, banyak pesen benderanya. bakalan rame ntar dia...
me :
*makin berkerut*
gerindra maksudnya..?
ojek langganan :
*makin keukeuh*
gak tau namanya bu, pokoknya gambar ayam !!!!!!!!
me :
o..gitu ya pak.
manggut-manggut, bingung, penasaran*



percakapan ini terjadi kira-kira bulan januari 2009.
dan .. saat berita ini diturunkan, minggu 17 mei 09 pukul 12.10, ternyata partai gerindra, yang disebutnya sbg partai gambar 'ayam' itu berhasil meraih suara 4,46 % versi KPU. percaya atau tidak, itu adalah hak asasi anda. konyol dan aneh itu hak asasi saya. he he

life is never flat

Beberapa kejadian yang membuat aku berhenti sekian lama dan terhenyak, membuatku berpikir mungkin inilah saatnya. Ketika Engkau mengingatkanku dengan cara yang sedemikian hingga kami benar-benar menghentikan kaki ini melangkah, barang sejenak. Selama ini kami memang menyadari betapa langkah kaki kami yang demikian kencang berlari, dan terkadang aku tidak sadar dalam keberlarian kami ini, terkadang ada saat ketika kami tidak ingat padaMU.

-sudirman, end feb 09-

apakah ?

Waktu yang dulu begitu fleksibel, kini terasa ngilu di ulu hati.
Tak lain dan tak bukan lantaran rutinitas harian yang menjebak kami dalam kehidupan kantor, di mana setiap orang musti tunduk pada aturan main yang telah ditetapkan.
Ada atasan di situ, yang menilai kinerja kita tiap tahun plus meminta ini itu sesuka suka hatinya dia, kapan pun dia mau.
Juga ada beberapa rekan yang tak bisa dibilang teman, merangkap sebagai mata-mata atasan. Tak jelas apa yang dipikirkan. Yang pasti dia penjilat nomor wahid di kantor.
Lalu tersisa beberapa teman yang senasib sepermaninan, kalo tak bisa dibilang seperjuangan-karena bagiku kerja (di sini) cuma menghabiskan waktu luang agar dapat uang untuk beli baju dan ke dokter kulit- , yang setia berbagi gosip dan berita up to date seputaran kantor.
Ditambah jalanan Jakarta yang padat bukan kepalang, kalau Fauzi Bowo tak mau dibilang bodoh lantaran bikin Mixed traffic di jalur busway.
Ditambah faktor cuaca yang unpredictable : udah ujan, becek gak ada ojeck..
Menghasilkan sungai-sungai kering di sepanjang jalanan Jakarta : berlubang sana sini, kerikil sana sini.
At the end, rumah mungil kami selalu sepi setiap sore.
Hanya dihuni cicak, nyamuk, dan semut-semut. Sedih bukan buatan.
Menjelag tengah malam kami pulang dengan oleh-oleh yang sama tiap harinya : lelah dan penat.
Rutinitas malam berlangsung sama : mandi, makan malam kalo masih lapar, isya bersama dan tidur.
Kata Peggy Melati Sukam : pussssiiiinggg .....
Apa musti begitu tinggal di Jakarta ?



-rumah petak, menjelang tengah malam, 120308, sedikit relevan sampe awal 2009-

6 tahun berlalu

Ayanxku ...

Terimakasih atas masa yang indah selama 6 tahun ini
Terimakasih, atas kesabaran, pengertian ketulusan dan kesetiaan
Terimakasih atas cinta dan kasih sayang
Yang tak terkatakan

Rumah petak, 03.03.08




Sayangku,
Tidaklah sulit merasai cintamu
Cukup membayangkan
; bersarang di dadamu yang hangat
Terlindungi lenganmu yang kokoh
Dan tenggelam dalam kecupanmu yang dalam
Cukup membayangkan, setiap saat
Tidaklah sulit.

Rumah petak, 4.03.08
-istri yang lagi pengen dipeluk-

saat terakhir




(dinyanyikan oleh ST 12)


Tak pernah terpikir olehku, tak sedikit pun ku bayangkan
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri
Begitu sulit kubayangkan, begitu sakit kurasakan
Kau akan pergi tinggalkan ku sendiri
Di bawah batu nisan ini aku sandarkan kasih sayang kamu begitu dalam
Sungguh ku tak sanggup ini terjadi, karna ku sangat cinta
Inilah saat terakhirku melihat kamu, jatuh airmataku menangis pilu
Hanya mampu ucapkan slamat jalan kasih ..
Satu jam saja ku telah bisa mencintai kamu di hatiku
Namun bagiku melupakanmu, butuh waktuku seumur hidupku.

(dedicated to my Laksamana Shah Akbar)
“ tak pernah terpikir oleh Manda, Abang akan pergi secepat ini, saat menggendongmu belum lagi khatam, saat menyusuimu belum lagi benar, saat memelukmu belum lagi puas “

suara



(dinyanyikan oleh Hijau Daun dan Luna Maya)

Di sini aku masih sendiri, melewati hari hari sepi
Aku tanpamu .. aku tanpamu
Bila esok hari datang lagi, kucoba tuk hadapi semua ini
Meski tanpamu .. meski tanpamu
Bila aku dapat bintang yang berpijar
Mentari yang tenang bersamamu di sini
Ku dapat tertawa menangis merenung
Di tempat ini aku bertahan
Suara dengarkanlah aku, apa kabarnya pujaan hatiku ?
Aku, di sini menunggunya masih berharap di dalam hatinya
Suara dengarkanlah aku, apakah aku slalu di di hatinya ?
Aku di sini menunggunya masih berharap di dalam hatinya
Karna ku masih tetap di sini kulewati hari yang berlalu
Aku menunggu..aku menunggu

(dedicated to my Laksamana Shah Akbar, apa kabarnya kau di surga pujaan hatiku ?)

Vruchten vla ala the-herstory

Bahan-bahan :
Apel, kupas dan iris kotak dadu
Jeruk shantang, kupas dan bersihkan seratnya
Okky jelly dream rasa jambu, iris kotak dadu
Pear, kupas dan iris kotak dadu
Melon, kupas dan iris kotak dadu
Selada hijau, bersihkan dan sajikan per daun
Campur semua bahan dalam mangkok
Tuang susu kental manis putih
Hiasi dengan mesis coklat

(sudah dicoba di dapur the-herstory)

ati ayam bumbu orange

Bahan :
Ati ayam, air 1 gelas blimbing, boleh ditambah tahu putih atau telur rebus jika suka.

Bumbu halus :
Bawang putih 5 siung
Bawang merah 2 siung
Ketumbar 1 sdt
Merica ½ sdt
Daun jeruk 2 lembar
Kunyit 1 ruas ibu jari
Cabe merah sesuai selera (untuk menghasilkan warna orange yang menarik cukup 3 buah saja)

Bumbu tumis :
Daun salam 2 lembar
Daun jeruk iris tipis 3 lembar

Cara memasak :
Tumis bumbu halus
Masukkan ati ayam, dan bahan pelengkap lain sesuai selera
Tambahkan air, masukkan daun salam, tunggu sampai mendidih
Taburi dengan irisan daun jeruk.

Ati ayam dapat diganti dengan :
ikan selar (ikan digoreng dahulu, saat menumis jumlah tambah daun jeruk agar tidak amis)
daging ayam (ayam tidak perlu direbus dulu)

rasanya

saat menggendongmu belum lagi khatam
saat menyusuimu belum lagi benar
saat memelukmu belum lagi puas
rasa-rasanya
sampai kapanpun aku tak akan pernah lupa

medio Mei 2009

Genealogy the her-story.blogspot.com

Panda is a visioner young man, responsible husband, love sport specially badminton and futsal, crazy about play station 2, hard worker and .. food lover (that’s why i call him : panda. Perut buncitnya itu lo...g kuaaaatttt).
The her-strory is a sophisticated young lady, dynamic, love to reading, writing and cooking so much, hate mathematics and .. cute house wife (at least my panda says).
Abang-well known as Laksamana Shah Akbar, was a cute baby. Warm and peace, he is sleeping in heaven now.

Pagi hari, 15 Mei 2009.

aneh

Sore ini, ada dua orang mondar-mandir di jalan depan rumah.
Salah satu dari mereka membawa gitar.
Walau pagar besi digembok rapat, tapi pintu depan terbuka lebar.
Anehnya, kedua abg tanggung itu tidak juga ngamen depan rumah. Kenapa ?

Sore hari, 14 mei 2009.

bu siska dan chef cantik itu ..


Urusan kuku emang penting buat saya.
Saya bakal senewen jika salah satu kuku saya bermasalah : patah ujungnya, muncul kulit mati di sekitar kuku yang membuatnya tidak cantik lagi. Bisa seharian saya utak atik kuku saya, dan ujung-ujungnya saya potong habis -kalau tak sabar menunggu jadwal meni pedi bulan ini-.

Paling seneng sehabis meni pedi, rasanya tangan saya ringan betul saat melakukan aktivitas. Pastinya kuku dan jari tangan nampak makin seksi pas mijit my hubby. Euleuh..euleuh ..

Gemar pake cuteks bening kalo lagi mens. Selama nifas ini lagi sukak pake warna pink agak fuschia.

Nah, kebiasaan ngurusin tetek bengek per-kuku-an ini jelas tidak seiring sejalan dengan minat saya yang lain : memasak. Motong sayur, bikin jari kapalan. Ngiris cabe, menghasilkan warna alami merah di bawah kuku. Ngupas kunyit apalagi. Kuning menyala di sekitar ujung jari.

Pendek kata, hobi memasak saya berdampak buruk bagi keberlanjutan kuku cantik saya. Tapi itu tidak berarti saya langsung kehilangan selera pada cooking time.
Nah, dari dua kesukaan saya yang saling tidak mendukung satu sama lain itu, saya belajar menilai. Sejauh mana orang bisa dan terbiasa memasak. Perkara sedap tidak sedap, itu perkara selera. Semoga saya benar.

Well..Chef favorit saya, tentu saja Ibu Sisca Soewitomo.



Siapa pun yang menggemari dunia kuliner Indonesia sudah sangat mahfum dengan nama besarnya. Kini, tak terhitung berapa koleksi buku resep ciptaannnya di rak buku saya. Sejak kemunculannya pertama kali di layar kaca Indosiar, kurang lebih 10 tahun yang lalu, saya rajin mengikuti cooking class-nya tiap Sabtu pagi pukul 7 itu. Kalau tak salah, saya tengah menunggu waktu kelulusan SMU waktu itu. Jadi punya banyak waktu luang untuk mendalami kuliah jarak jauh dari Bu Sisca. Resepnya cocok dengan lidah saya yang suuaangat Indonesia, bumbunya mudah didapat di pasar tradisional, dan proses memasaknya tidak rumit.

Kemunculannya cukup mengelitik semesta minat saya pada kegiatan masak memasak. Bagaimana tidak ? Yang nampak di layar kaca adalah gemulai tangannya yang padat berisi, terampil meracik bumbu dan mengolah adonan menjadi santapan yang nikmat. Tentu dengan barisan kuku yang bersih dan cukup terawat. Tidak perlu panjang melentik, tentunya. Jangan dilihat dulu jam terbangnya dalam hal menyiapkan kuliner deh, dari performance-nya saja sudah meyakinkan penonton bahwa ibu sepuh ini sangat terbiasa masak.
(Bisa jadi, penampilan ibu berwajah jenaka di layar kaca inilah yang menjerumuskan saya pada dunia masak memasak untuk pertama kalinya).

Sepuluh tahun berlalu. Dari channel yang berbeda, saya tonton coocking class di layar kaca pagi ini. Jaman beralih sudah, selera orang berpaling pula.

Ala Chef, tayang di Trans TV jam 10 pagi. Hari ini, host cantik itu membuat sosis solo, setelah berkeliling Kota Solo. Latarnya Museum Batik Kuno Danar Hadi, dengan ibu Danar –demikian si cantik itu menyebut sang empunya tempat-, sebagai pemandu langsung. Tentunya kegiatan masak memasak ini dibumbui penyedap yang lain : host cantik belajar membatik, travelling keliling kota, mencoba menu di sebuah restoran khas.

Sepintas tak ada yang aneh dengan tayangan ini. Gabungan dari program wisata dan kuliner, dikemas ringan dengan latar kekayaan alam serta budaya bangsa, plus dipandu host cantik berwajah khas Indonesia. Nah, yang mengusik saya tentunya ya..urusan kuku tadi. Kuku Mbak Host cantik itu sangat mengganggu semesta batin saya. Lentik menjuntai, dengan cuteks bening agak abu-abu (yang nampak di layar kaca). Rapiiihh, pih. Hasil produksi sebuah salon ternama tentunya. Plus, dengan gayanya yang kecentilan : high heels, kemeja u can see my ketek, make up tebal yang tentunya bakal bikin gerah si empunya wajah di depan tungku, ekspresi muka yang mengernyitkan dahi tiap kali ada masalah dengan proses memasak. Belum lagi narasinya yang sangat tidak runtut saat menuntun penonton untuk memasak. Belum selesai adonan isi sosis, udah lompat ke kulit sosis. Lalu lompat lagi finishing touch adonan isi. Bikin bingung yang liat.

Jangan ngomong soal kelezatan sosis solo buatannya dulu, deh. Kita mulai dari duduk perkaranya. Bagaimana orang bisa percaya si cantik ini bisa dan terbiasa memasak ? Kukunya saja, nah ini nih..Kuku lentiknya hasil meni pedi, gayanya fashionista habis shopping dari Sency, dandanannya selangit bak selebriti turun dari taksi, dan tentunya wangi.

Kontras dengan performance my favorite chef : baju yang santun, celemek dapur, umbar senyum ramah dengan ekspresi wajar dan tentu..kukunya itu tidak lentik menjuntai. Narasinya jelas, memberi instruksi memasak step by step, sehingga memudahkan penonton mengingat bahan dan bumbu. Gayanya ? Bersahaja dan meyakinkan tentunya.
Jaman beralih sudah, selera orang berpaling pula. Kini orang butuh tidak saja chef yang pandai memasak hidangan lezat, namun juga good looking tidak cukup eye catching. Namun bagi saya persoalan kuku bagi seorang chef ini suanggaat penting. Kuku adalah jendela jiwa. Kata psikolog, orang yang mempunyai kebiasaan mengigit kuku, menandakan ada yang tidak beres dengan kondisi jiwa si empunya. Resah dan gelisah. Nah, kalau kata saya, orang yang ngaku pinter masak tapi kuku tangannya rapi tiap hari, seperti habis meni pedi, berarti dia boong 100%. Well, anda boleh kok menyangsikan pendapat saya.

My memorial home, 14 mei 2009.

would u know my name ?


tears in heaven
(by eric clapton)




Would you know my name
If I saw you in heaven
Will it be the same
If I saw you in heaven
I must be strong, and carry on
Cause I know I don't belong
Here in heaven

Would you hold my hand
If I saw you in heaven
Would you help me stand
If I saw you in heaven
I'll find my way, through night and day
Cause I know I just can't stay
Here in heaven

Time can bring you down
Time can bend your knee
Time can break your heart
Have you begging please
Begging please


Beyond the door
There's peace I'm sure.
And I know there'll be no more...
Tears in heaven

Would you know my name
If I saw you in heaven
Will it be the same
If I saw you in heaven
I must be strong, and carry on
Cause I know I don't belong
Here in heaven

Cause I know I don't belong
Here in heaven

(for my LAksamana Shah Akbar, would you hold my hand, if i saw u in heaven ?)