Rabu, 22 Februari 2012

22 febuari

Sudah kesekian kali. Galau. Aku cuma nggak terima kalau punya bos yang tidak lebih pintar dari aku. Parahnya lagi kalau ketemu sama yg mengatasnamakan sejarah, Indonesia, tanah air, untuk kepentingan pribadi. Aku sudah pernah mengalaminya. Buruk. Sangat buruk. Dan aku nggak mau mimpi buruk untuk kedua kalinya.

Memang aku nggak seputih, sebersih, sesempurna. Tapi aku masi punya idealisme. Mereka juga bisa si ngomong bgini. Seperti yang aku bilang juga. Persis. Bedanya apa ? Secara manusiwai orang akan bilang. Bedanya soal waktu. Mereka mengamankan kursinya. Jabatannya. Sementara aku, karna belum punya pastinya mengamankan diriku sendiri. Kepentinganku. Apa kepentinganku. Nggak ada. Bohong. Seperti berpolitik. Tidak ada yang kawan sejati. Yang ada kepentingan sejati. Begitulah.

Aku hanya ingin berkawan dengan tulus. Tanpa kepentingan. Jadi apa yang musti dilakukan ? Tidak ada.

Aku mau kaya secara financial. Aku tak mau bergantung sama orang lain. Apalagi menggunakan uang rakyat untuk memperkaya diri sendiri. Sedih melihat itu. Honestly. Jika lama-lama aku di sini, tidak menutup kemungkinan aku akan melebur menjadi ‘mereka’. Manusia makhluk yang lemah. Hati tak ada yang bisa menjamin. Hari ini aku bgitu idealis. Besok siapa yang tahu.
Yang musti dilakukan adalah menjaga idealisme.
Jadii .. ide itu melambai-lambai lagi di otakku.
Baiklah, tidak akan lagi aku pertimbangkan. Aku memutuskannya. Sekarang.

Tidak ada komentar: